Tut wuri handayani – Selamat datang kembali di jendela wawasan ibnudin. Penulis akan kembali mengulas tentang dunia pendidikan khususnya di Indonesia.
Ada satu tokoh yang memiliki peran yang cukup besar dalam perkembangan pendidikan, yaitu Ki Hajar Dewantara.
Siapa yang tidak kenal dengan sosok Ki Hajar Dewantoro, tokoh yang masyur dan banyak berjasa bagi negara ini. Selain itu, Beliau juga termasuk Pahlawan Nasional.
Tokoh ini memiliki 3 slogan tentang pendidikan, salah satunya ialah Tut Wuri Handayani. Kalimat yang menjadi slogan dalam pendidikan di Indonesia.
Apa arti tut wuri handayani? Bagaimana sejarahnya semboyan tersebut? Dan apa makna didalamnya?
Untuk menjawab beberapa pertanyaan diatas langsung saja baca ulasan selengkapnya dibawah ini.
Arti Tut Wuri Handayani
Tut wuri handayani artinya seorang yang harus memiliki keinginan dan bisa memberikan motivasi kepada orang lain dari belakang. Dalam konteks pendidikan ini berkaitan dengan peran guru dalam mendorong semangat belajar murid.
Contohnya bisa berupa dukungan moral yang mampu memberikan motivasi yang tinggi.
Kalimat Tut Wuri Handayani berasal dari gabungan kata Tut Wuri yang berarti mengikuti dari belakang. Kemudian kata Handayani yang berarti sumbangasih dorongan moral dan motivasi.
Sehingga semboyan tersebut memiliki makna sikap seseorang yang senantiasa memberikan dorongan moral atau motivasi dari belakang kepada orang lain.
Sebuah dorong moral dan motivasi merupakan salah satu kebutuhan manusia dalam menjalani hidup. Bila seseorang telah kehilangan motivasi maka dia akan cenderung melakukan hal-hal yang kurang bermanfaat.
Semboyan Tut Wuri Handayani menjadi ajaran kepemimpinan pada dunia pendidikan oleh Ki Hadjar Dewantara. Bila kalimat tersebut diresapi secara mendalam, maka akan muncul makna yang luas.
Semisal jika telusuri tujuan utama dari semboyan ini adalah untuk menghasilkan pribadi manusia yang mandiri dan unggul. Serta memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat dan berani, serta tanpa bergantung kepada orang lain.
Dalam konteks pendidikan, kalimat ini menjadi sarana untuk membentuk pribadi murid yang berani dan mandiri. Sehingga output dari pendidikan ialah para pelajar yang kuat secara mental dan memiliki kemantapan dalam memagang teguh pendirian.
Pahlawan Tanpa Tanda Jasa : Kumpulan Puisi Untuk Guru Tercinta – Menyentuh Hati
Sejarah Tut Wuri Handayani
Sejarah pendidikan di Indonesia tidak bisa lepas dari peran dari bapak pendidiakn Indonesia, yakni Ki hajar Dewantara. Dahulu kala, Beliau membangun sebuah lembaga pendidikan yang dinamakan Taman Siswa.
Dari situlah perjuangan beliau bermula dan berkembang, sehingga menginspirasi banyak orang.
Taman Siswa memiliki tujuan untuk melawan model pendidikan kolonial yang saat itu hanya menguntungkan segelintir golongan. Melalui pendidikan inilah usaha dalam menyadarkan bangsa ini akan penjajahan dimulai.
Selain itu, menumbuhkan sikap melawan terhadap kolonialisme yang tidak merenggut tanah air, namun juga budaya asli.
Semboyan Tut Wuri Handayani dicetuskan pertama kali oleh Ki Hajar Dewantara. Tepat ketika Beliau mendirikan Taman Siswa pada tanggal 3 Juli 1992 Masehi. Kalimat ini dijadikan sebagai salah satu 7 pasal asas pendidikan oleh Ki Hajar Dewantara.
Ki Hajar Dewantara dan Taman Siswa
Biografi sekilas Ki Hajar Dewantara, lahir pada tanggal 2 Mei 1889 di Yogyakarta dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Beliau merupakan keturunan dari lingkungan keluarga kraton Yogyakarta.
Ketika beliau berusia 40 tahun, namanya diganti menjadi Ki Hadjar Dewantara. Dengan menggunakan nama yang tidak terdapat gelar bangsawan, Beliau bisa dengan mudah berhubungan langsung dengan rakyat.
Ki Hadjar Dewantara adalah salah satu pendiri dari Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau lebih dikenal dengan nama Tamansiswa. Tepatnya pada tanggal 3 Juli 1922, Beliau bersama rekan-rekannya membangun lembaga pendidikan tersebut.
Ciri khas dari lembaga pendidikan ini adalah lebih menekankan untuk menumbuhkan rasa cinta kepada bangsa dan tanah air. Dengan begitu motivasi untuk merdeka dapat dipupuk dengan baik.
Namun perjuangan beliau juga tidak lepas dari gangguan pihak kolonial Belanda. Untuk menghalau perjuangan Ki Hadjar dan kawan-kawannya. Pada tanggal 1 Oktober 1932, pemerintahan Belanda mengeluarkan peraturan Ordonasi Sekolah Liar.
Dengan perjuangan yang kuat dan gigih dalam memperjuangkan hak belajar, akhirnya peraturan tersebut dicabut oleh pemerintahan belanda.
Ketika masa penjajahan Jepang. Ki Hadjar Dewantara bersama Soekarno, Muhammad Hatta dan K.H. Mas Mansur membentuk dan memimpin organisasi bernama Putera (Pusat Tenaga Rakyat). Kegiatannya mencangkup bidang pendidikan dan politik.
Lambang Tut Wuri Handayani
Lambang atau logo Tut Wuri Handayani merupakan bentuk simbol dari kalimat tersebut. Bila dilihat dengan seksama bentuknya mirip dengan lambang dari Kementrian Pendidiakn dan Kebudayaan. Untuk lebih lengkapnya simak penjelasan dibawah ini:
- Bentuk Segi Lima dengan Warna Biru Muda
Makna yang terkandung ialah menunjukkan alam kehidupan dari Pancasila.
- Semboyan Tut Wuri Handayani
Kalimat ini memiliki arti yang cukup dalam, yaitu sikap yang memberikan dorongan semangat kepada seseorang. Dengan pencantuman semboyan pada lambang merupakan bentuk penghormatan atas jasa dari Ki Hajar Dewantara.
- Gambar Belencong Menyala Bermotif Garuda
Lampu dalam gambar ini memiliki arti sebuah sumber cahaya penerang disaat kegelapan. Bisa juga dimaknai sebagai petunjuk agar hidup menjadi semakin lebih baik. Kemudian motif burung Garuda memiliki arti sebuah sifat dinamais, kuat, dan berani.
- Gambar Buku
Buku pada lambang Tut Wuri Handayani memiliki arti bahwa segala ilmu itu bersumber dari buku. Sehingga buku menjadi simbol dari pendidikan.
- Makna Warna pada Lambang
Pada logo terdapat warna putih pada ekor, sayap garuda dan buku dengan makna kesucian niat. Kemudian warna kuning emas yang menjadi warna bara api memiliki makna keluruhan jiwa dalam pengabdian.
Dan terakhir wana biru muda pada bentuk segi lima memiliki makna bahwa jiwa seorang pengabdi memiliki wawasan kedepan yang jauh.
Dapat kita simpulkan mengenai makna Tut Wuri Hadayani merupakan suatu dorongan motivasi seorang pendidik terhadap muridnya. Sehingga dalam suatu lembaga pendidikan dapat menghasilkan lulusan yang baik secara IQ dan ESQ. Contoh sederhananya ketika seseorang dapat menghormati guru sekaligus ilmu yang telah didapatkan ( https://vatih.com/ ).
Sekian ulasan mengenai Tut Wuri Handayani Ki Hadjar Dewantara. Semoga bermanfaat.