Modifikasi perilaku merupakan teknik untuk mengubah perilaku individu. Contohnya seperti mengubah perilaku dan respon seseorang terhadap suatu stimulus. Dengan cara penguatan perilaku adaptif dan penghilangan perilaku maladaptif melalui punishment (hukuman).
Sebagian sumber mengatakan Eksperimen psikologi klinis pertama kali menggunakan istilah modifikasi perilaku untuk merujuk pada teknik psikoterapi khusus. Modifikasi untuk meningkatkan perilaku adaptif dan menghilangkan perilaku yang meladaptif.
Modifikasi perilaku juga memiliki beberapa pengertian sebagai berikut:
- Sebagai upaya, proses atau tindakan untuk mengubah perilaku.
- Pengaplikasian prinsip-prinsip belajar yang teruji secara sistematis untuk mengubah perilaku maldaptif menjadi adaptif.
- Penggunaan secara empiris teknik mengubah perilaku untuk memperbaiki perilaku. Dengan cara penguatan positif, penguatan negatif dan hukuman.
- Untuk menerapkan prinsip proses belajar maupun prinsip psikologi.
Menurut salah tokoh psikologi behavior, Eysenk, Modifikasi perilaku merupakan usaha untuk mengubah perilaku manusia. Sekaligus emosinya dengan cara yang menguntungkan berdasarkan teori modern proses belajar.
Bisa disimpulkan modifikasi perilaku adalah pendekatan dari suatu pengukuran, evaluasi serta perubahan pada perilaku manusia.
Prinsip modifikasi perilaku
Modifikasi perilaku memiliki prinsip khusus dengan menonjolkan pendekatan secara behavioristik. Untuk memahami lebih dalam ada beberapa ciri utama dalam modifikasi perilaku sebagai berikut:
- Objek kajiannya terfokus pada perilaku.
- Menekankan pengaruh belajar dan lingkungan.
- Menggunakan pendekatan ilmiah.
- Metode yang digunakan merupakan metode aktif dan pragmatik untuk mengubah perilaku.
Tujuan modifikasi perilaku
Modifikasi perilaku memiliki tujuan utama berupa untuk mengubah perilaku. Untuk tujuan spesifiknya ialah sebuah usaha untuk menerapkan proses belajar dan prinsip psikologi hasil eksperimen.
Dalam metode ini memandang perilaku maldaptif perlu untuk diubah atau hilangkan dan kemudian diganti dengan perilaku adaptif.
Manfaat modifikasi perilaku
Ada beberapa manfaat dari modifikasi perilaku sebagai berikut:
- Tahapan pelaksanaan dapat dengan mudah direncanakan, dibicarakan, dan meminta persetujuan dari klien.
- Rangkaian pelaksanaan modifikasi perilaku dapat diubah dan disesuaikan dengan kebutuhan.
- Ketika pada evaluasi diketahui hasilnya kurang baik atau gagal. Maka dapat segera diganti dengan teknik yang lain.
- Teknik modifikasi perilaku dapat diterangkan sekaligus diatur secara rasional.
- Untuk mengubah perilaku membutuhkan waktu yang relatif lebih singkat.
Teknik modifikasi perilaku
Modifikasi perilaku memiliki beberapa teknik. Dibawah penulis ulas beberapa teknik modifikasi perilaku sebagai berikut:
Reinforcement (Penguatan)
Penguatan atau reinforcement merupakan salah satu bagian dari modifikasi perilaku. Didalamnya terdapat proses dimana tingkah laku diperkuat oleh konsekuensi yang segera mengikuti tingkah laku tersebut.
Positive Reinforcement (penguatan positif)
Penguatan positif merupakan penguatan berdasarkan prinsip bahwa respon meningkat karena diikuti oleh stimulus yang mendukung atau rewarding. Contohnya seperti diberikan hadiah, bisa juga berupa perilaku seperti senyum, bertepuk tangan, mengacungkan jempol. Selain itu juga bisa dengan diberikan nilai yang baik.
Negatif Reinforcement (penguatan Negatif)
Penguatan negatif merupakan penguatan yang didasari prinsip bahwa respon meningkat apabila diikuti dengan menghilangkan sitmulus yang merugikan atau tidak menyenangkan. Contohnya seperti tidak memberikan penghargaan, memberikan tugas tambahan. Bisa juga dengan menunjukkan perilaku yang kurang menyenangkan seperti menggelengkan kepala atau pasang muka yang kecewa.
Punishment (Hukuman)
Hukuman merupakan sesuatu yang diberikan kepada individu dalam bentuk tidak menyenangkan. Bisa karena individu itu dikenai hukuman karena ia tidak melakukan apa yang diharapkan.
Punishment Positif (Hukuman Positif)
Hukuman positif merupakan pemberian stimulus yang tidak menyenangkan dan membuat tingkahlaku yang tidak diinginkan tidak muncul kembali.
Punishment Negatif (Hukuman Negatif)
Hukuman Negatif merupakan suatu perilaku yang diperkuat dengan menghilangkan stimlus. Bertujuan untuk membuat tingkah laku yang tidak diingingkan tidak muncul kembali.
Escape
Escape merupakan perilaku untuk menghilangkan masalah
Avoidance
Suatu perilaku untuk mencegah atau menghindari stimulus yang terjadi.
Shaping
Suatu bentuk pengembangan sebuha perilaku baru dengan carea memberikan penguatan secara berurutan. Bisa dengan sesuatu yang mirip dan menghilangkan penguatan-penguatan yang telah diberikan sebelumnya.
Chaining
Chaining merupakan rangkaian stimuli deskriminatif (SD) dan Respon (Rs). Ditiap Respon masing-masing menerima produk dari SD untuk respon yang selanjutnya. Untuk respon terakhir biasa diikuti dengan penguatan.
Generalisasi
Generalisasi merupakan proses penalaran segala fenomena yang terjadi pada tiap individu menjadi kesimpulan yang bersifat umum.
Diskriminasi
Suatu perilkau yang mengarah kepada perilkau yang tidak adil atau berat sebelah terhadap individu tertentu.
Extrintion
Extriction merupakan suatu bentuk menghentikan penguatan sehingga akan ada kecenderungan penuruan perilaku individu.
Baca juga : 4 Kepribadian Manusia yang Perlu Kamu Ketahui Cek Kepribadianmu
Contoh modifikasi perilaku
Pada dasarnya modifikasi perilaku merupakan sebuah konsep yang sederhana untuk mengubah perilaku seseorang. Bahkan disekitar kita banyak orang yang mungkin mengaplikasikan konsep atau metode ini tanpa sadar.
Untuk memahami mengenai metode ini lebih lanjut, penulis cantumkan 2 contoh penerapan modifikasi perilaku disekitar kita. Simak dengan baik contoh sebagai berikut:
-
Modifikasi perilaku di Sekolah Dasar (SD)
Salah satu manfaat dari teknik ini ialah dapat diterapkan di Sekolahan umum. Pada tulisan ini penulis akan memberikan contoh modifikasi perilaku yang sering dipraktikkan di sekoalah dasar.
Tentunya bukan rahasia lagi bila di sekoalah dasar (SD) banyak anak-anak atau siswa yang bandel dan sulit diatur. Perilakunya kadang cenderung maldaptif. Contoh sederhana adalah suka bergurau didalam kelas. Kalau sekadar bercanda biasa tentu tak begitu mengganggu namun apabila sudah teriak-teriak tentu hal tersebut akan mengganggu.
Kita ambil contoh perilaku teriak atau ketawa keras anak SD. Objek perilaku yang akan diubah adalah periku tertawa yang keras.
Langkah pertama kita bisa memberikan sebuah penguatan positif. Semisal anak yang dapat berbicara dengan sopan dan tidak kerasa akan mendapatkan hadiah.
Bila cara ini dapat berjalan dengan baik, anak SD akan berlomba-lomba untuk tidak tertawa keras lagi didalam kelas. Namun, bila cara ini tidak berhasil langkah selanjutnya bisa menggunakan hukuman negatif.
Hukuman negatif bisa berupa hukuman bagi mereka yang tetap berbicara dengan keras didalam kelas. Hukuman bisa berupa diberikan tugas atau disuruh untuk mengerjakan sesuatu.
-
Modifikasi perilaku di Pesantren
Baca juga : Rihlah ke Pondok Pesantren Al Fatah Temboro Magetan
Pesantren merupakan tempat yang sangat jelas mengaplikasikan modifikasi perilaku. Walaupun mungkin instansi pesantren tidak sadar telah melakukan modifikasi perilaku kepada santrinya.
Di pesantren tidak hanya berisi orang yang baik saja, namun juga banyak orang yang “tobat” kemudian mondok dipesantren. Jadi bisa ditemukan dengan mudah orang-orang yang masih memiliki perilaku maldaptif disebuah pesantren. Contohnya seperti mencuri, atau memakai barang tanpa bilang kepada pemiliknya.
Hal tersebut bukan karena image pesantren itu buruk namun karena memang ada santri yang sebelum masuk sudah memiliki perilaku maldaptif. Tinggal pesantren menjadi sarana orang untuk mengubah perilaku maldaptif menjadi perilaku adaptif.
Modifikasi perilaku di pesantren melalui peraturan yang buat sedemikian rupa untuk mengkondisikan santrinya agar lebih baik. Semisal dibuat peraturan siapa saja yang ketahuan mencuri akan mendapatkan hukuman.
Hukuman tersebut bisa berupa hukuman negatif atau positif. Sebenarnya dipesantren sendiri memiliki istilah tersendiri mengenai hukuman, yaitu ta’zir.
Setiap santri yang mendapatkan ta’zir akibat melanggar peraturan akan mendapatkan hukuman. Contoh hukumannya bisa bersih-bersih kamar mandi, halaman pondok. Bahkan bila kesalahan sudah terlalu tinggi, hukumannya bisa berupa dikeluarkan dari pondok pesantren.
Video Modifikasi Perilaku
Sekian ulasan mengenai Teknik Modifikasi Perilaku dan contohnya. Semoga bermanfaat untuk pembaca sekalian.