Peninggalan Kerajaan Islam – Di Nusantara dahulunya terdapat beberapa kerajaan Hindu-Budha. Ketika kerajaan Hindu-Budha mulai melemah, muncullah kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara. Saat itu agama Islam mulai menyebar yang dibawa oleh para pedagang dari Gujarat (India), persia serta dari jazirah arab. Agama Islam kemudian berkembang dengan pesat di Nusantara.
Datangnya agama Islam di Nusantara secara perlahan memberi pengaruh yang cukup besar bagi kebudayaan masyarakat nusantara. Dengan adanya proses Islamisasi kebudayaan oleh para wali (pendakwah Islam) memberikan efek perubahan dalam segala bidang kehidupan. Mulai dari bidang ekonomi, sosial-politik, pendidikan, bahkan budaya.
Kerajaan Islam di Indonesia
Kerajaan Islam di Indonesia cukup banyak sekali. Setiap kerajaan memiliki latar belakang berdiri dan runtuh berbeda-beda. Selain itu, sejarah kerajaan Islam di Indonesia dapat di ketahui dari beberapa peninggalan yang masih terawat sampai saat ini.
Beberapa nama kerajaan Islam di Nusantara sebagai berikut:
Kerajaan Islam di Sumatera
Kerajaan Samudera Pasai
Kerajaan ini juga dikenal dengan Kesultanan Pasai atau Samudera Darussalam, selain itu juga dikenal dengan Samudera Pasai. Kerajaan ini terletak di pesisir pantai utara Sumatera atau kurang lebih sekitar Lhokseumawe dan Aceh Utara.
Kesultanan Samudera Pasai didirikan pada tahun 1267 oleh Marah Silu dengan gelar Sultan Malik as-Saleh. Kerajaan ini tercatat dalam kitab karya Ibnu Batuthah yang berjudul Rihlah il I-Masyiq yang berarti Pengembaran ke Timur. Seperti yang kita tahu Ibnu Batuthah merupakan musafir asal Maroko yang pernah mengelilingi lautan dunia. Beliau pernah singgah di Samudera Pasai pada tahun 1345 Masehi.
Kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan islam pertama di Indonesia dan runtuh pada tahun 1521 oleh serangan Portugis.
Kerajaan Malaka
Kesultanan Malak merupakan kerajaan islam yang pernah berdiri di Malaka, Malasysia. Pendiri kerajaan ini bernama Parameswara pada tahun 1405 masehi. Pada abad ke 15 kerajaan ini mencapai masa kejayaan dengan menguasai jalur pelayaran selat malaka.
Kerajaan Malaka tidak meninggalkan bukti sejarah Islam yang banyak. Peninggalan yang ada sampai sekarang pun belum bisa dikatakan cukup untuk dijadikan bahan kajian sejarah.
Keruntuhan kerajaan Malaka terjadi pada tahun 1511 masehi setelah ditaklukan oleh Portugis. Kekalahan kerajaan Malaka juga menjadi gerbang masuknya imperialisme dan kolonialisme Eropa di Nusantara
Kerajaan Aceh
Kerajaan aceh atau disebut juga Kesultanan Aceh Darussalam merupakan sebuah kerajaan Islam yang berdiri pada tahun 1496 masehi. Pendiri kerajaan ini bernama Sultan Ali Mughayat Syah sekaligus sebagai sultan pertamanya. Letak kerajaan ini berada di Provinsi Aceh dengan Ibu Kota Bandar Aceh Badrussalam.
Kesultanan aceh juga menjadi kerajaan yang cukup lama berdiri yaitu dari tahun 1496 sampai 1903. Selama masa itu Kerajaan Aceh mengembangkan pola dan sistem pendidikan militer. Kerajaan Aceh juga memiliki komitmen yang kuat dalam menentang imperialisme bangsa Eropa.
Kerajaan ini juga memiliki sistem pemerintahan yang teratur dan sistematik. Kebijakan kerajaan juga banyak berkaitan dengan ilmu pengetahuan serta memiliki hubungan diplomatik luar negeri yang baik.
Kerajaan Islam di Sumatera Barat
Kerajaan Pagaruyung
Kerajaan Pagaruyung merupakan kerajaan yang berdiri pada tahun 1347 di Sumatera Barat. Nama Paguruyung diambil dari nama pohon Nibung atau Ruyung. Selain itu, juga terdapat inskripsi cap Sultan Tangkal Alam Bagagar dari Pagaruyung. Terdapat sebuah tulisan dalam aksara Jawi yang berbunyi.
Sultan Tangkal Alam Bagagar ibnu Sultan Khalīfatullāh. Yang mempunyai tahta kerajaan dalam negeri Pagaruyung Dārul Qarār Johan Berdaulat Zillullāh fīl ‘Ālam.
Kerajaan Inderapura
Kerajaan Inderapura merupakan sebuah kerajaan selanjutnya yang berada di provinsi Sumatera Barat. Kerajaan ini muncul setelah kerajaan Pagaruyung melemah. pada awalnya ini merupakan kerajaan Buddha, kemudian berubah menjadi kerajaan Islam.
kerajaan islam di kalimantan
Kerajaan Banjar
Kesultanan Banjar atau Banjarmasin merupakan yang berdiri pada tahun 1520, kemudian dihapus sepihak oleh Belanda pada tahun 1860. Kerajaan Banjar adalah kerajaan atau kesultanan yang memiliki wilayah yang saat ini menjadi provinsi Kalimantan Selatan. Wilayah yang dimiliki kerajaan ini terbentang dari Tanjung Sambar sampai Tanjung Aru.
Ibukota kerajaan Banjar mengalami perpindahan ibukota kurang lebih sebanyak 10 kali. Ibukota pertama di Kuin, Banjarmasin dan terakhir di Baras Kuning, Murung Raya, Kalimantan Tengah.
Kerajaan Kutai
Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura merupakan kesultanan Islam yang berdiri pada tahun 1300. Pendiri Kesultanan bernama Aji Batara Agung Dewa Sakti di Kutai Lama. Kerajaan ini runtuh pada tahun 1960 dan kembali bangkit pada tahun 2001 oleh pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara. Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk melestarikan budaya Kutai kedaton.
Kerajaan Pontianak
Kesultanan Pontianak atau nama panjangnya Kesultanan Kadriyah Pontianak merupakan kesultanan islam yang didirikan pada tahun 1771. Pendirinya bernama Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie, beliau merupakan keturunan Rasulullah.
Kerajaan Islam di Jawa
Kesultanan Demak
Kesultanan Demak adalah kerajaan Islam yang pertama kali berdiri di tanah Jawa, sekaligus kerajaan ini terbesar pula. Kerajaan ini berdiri pada tahun 1500 masehi di pesisir pantai utara Jawa. Peninggalan kerajaan demak masih banyak yang terawat salah satunya masjid Demak.
Pada awalnya kerajaan ini merupakan sebuah kadipaten dari kerajaan Majapahit. Kemudian setelah masuknya Islam serta pengaruhnya di pulau Jawa serta keruntuhan kerajaan Majapahit. Kadipaten ini berubah menjadi tempat pusat dari penyebaran agama Islam di tanah Jawa, sekaligus kerajaan Islam pertama di tanah Jawa.
Kesultanan Banten
Kesultanan Banten merupakan kerajaan yang berdiri pada trahun 1524 di tanah Pasudan. Berdirinya kerajaan ini berawal ketika Kerajaan Demak memperluas kekuasaannya sampai ke daerah barat pulau Jawa.
Tokoh yang memiliki peran penting dari pendirian kerajaan ini adalah Syekh Maulana Hasanuddin. Beliau merupakan putra dari Sunan Gunung Jati. Dalam beberapa penaklukan wilayah, Beliau memiliki kontribusi yang cukup besar.
Kerajaan ini dapat bertahan sampai tahun 1813. Kemudian runtuh disebabkan kedatangan imperialisme Eropa yaitu Belanda ke Nusantara.
Kesultanan Cirebon
Kesultanan Cirebon berdiri pada tahun 1552 di daerah Cirebon. Kerajaan ini merupakan kerajaan Islam yang sangat terkenal di wilayah Asia. Hal ini disebabkan karena posisi strategis dari kerajaan ini yang berada di jalur perdagangan dan pelayaran antar pulau.
Selain itu, kerajaan ini juga berada di daerah yang menjadi pusat pertemuan berbagai macam kebudayaan dari penjuru daerah.
Kesultanan Pajang
Kesultanan Panjang atau kerajaan Pajang merupakan kerajaan Islam di Jawa Tengah yang berdiri di tahun 1568. Kerajaan ini merupakan kelanjutan dari kerajaan Demak yang telah runtuh.
Ketika kerajaan Demak runtuh setelah kematian Sultan Trenggana, banyak beberapa wilayah kekuasaan yang melepaskan diri. Salah satunya adalah Kerajaan Panjang ini.
Sampai saat ini kita masih bisa menemukan peninggalan dari Kerajaan Demak. Seperti reruntuhan pondasi keraton yang masih terpajang di kelurahan Pajang, Kota Surakarta.
Kesultanan Mataram
Kesultanan Mataram atau kerajaan Mataram Islam merupakan kerajaan Islam di Jawa yang berdiri pada tahun 1586. Raja pertama sekaligus perintis dari kerajaan Mataram Islam bernama Sutawijaya. Beliau merupak putra dari Ki Ageng Pemanahan.
Masa kejayaan dari Kesultanan Mataram yaitu pernah menyatukan tanah jawa dalam satu kepemimpinan. Kerajaan ini merupakan salah satu kerajaan Islam yang gigih melawan VOC di Batavia.
Ada beberapa peninggalan dari kesultanan yang masih ditemui sampai sekarang. Contohnya seperti Kampung Mataram di Jakarta, Masjid Kota Gede dan masih banyak lagi.
Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat
Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat merupakan kerajaan yang bediri pada tahun 1755. Sebenarnya kerajaan ini merupakan bagian dari kerajaan Mataram. Namun karena ada pertentangan di kerajaan tersebut, kekuasaan kerajaan Mataram dibagi menjadi dua. Yang satu menjadi Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kasunanan Surakarta.
Raja pertama dari Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat adalah Hamengkubuwana I. Kerajaan ini dulunya merupakan sebuah negara independen (merdeka). Kemudian setelah Indonesia merdeka, kerajaan ini bergabung dan menjadi wilayah khusus yang bernama Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kasunanan Surakarta Hadiningrat
Seperti yang dijelaskan di atas, kerajaan ini merupakan pecahan dari kerajaan mataram. Berdirinya Kasunanan Surakarta Hadiningrat juga sama dengan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yaitu pada tahun 1755. Perpecahan tersebut merupakan hasil dari perjanjian Giyanti pada tahun 13 Februari 1755 yang dikomandani oleh VOC.
Raja pertama dari kerajaan ini bernama Pakubuwanan II. Sama seperti Kesultanan Ngayogyakarta, kerajaan ini juga bergabng dengan
Peninggalan Kerajaan Islam
Kerajaan Islam dulunya cukup lama berkuasa di Nusantara serta memiliki pengaruh yang cukup besar. Peran para Wali atau pendakwah Islam juga sangat besar. Beliau, para pendakwah Islam merangkul kebudayaan dalam usahanya untuk mendakwahkan Islam. Sehingga tidak sekadar mengenalkan Islam, tapi juga terdapat proses Islamisasi kebudayaan.
Sejarah Islam di Indonesia juga meninggalkan berbagai macam peninggalan yang masih terawat sampai saat ini. Tentu kita juga perlu tahu apa saja peninggalan kerajaan Islam.
Masjid Peninggalan Kerajaan Islam
Peninggalan kerajaan Islam yang tentu ada ialah Masjid. Sebagai tempat ibadah dan penyebaran agama Islam, Masjid memiliki peran yang penting untuk sebuah kerajaan Islam.
Sehingga jika disuatu daerah pernah berdiri kerajaan Islam, maka bisa dipastikan terdapat Masjid di wilayah tersebut. Biasanya Masjid berada didekat alun-alun suatu kota. Ini membuktikan bahwa Masjid menjadi suatu yang hal dibutuhkan bagi kerajaan Islam.
Untuk di Indonesia sendiri masih banyak berdiri beberapa Masjid Peninggalan Kerajaan Islam. Beberapa diantara sebagai berikut:
- Masjid Agung Demak di Demak
- Masjid Agung Surakarta di Surakarta
- Masjid Kudus di Kudus
- Masjid Agung Kasepuhan di Cirebon
- Masjid Sunan Ampel di Surabaya
- Masjid Agung Banten di Banten
- Masjid Sendang Duwur di Tuban
- Masjid Baiturrahman di Aceh
- Masjid Agung Yogyakarta di Yogyakarta
- Masjid Mantingan di Jepara
Keraton atau Istana Peninggalan Kerajaan Islam
Keraton merupakan bangunan yang dipakai sebagai tempat tinggal raja yang sedang berkuasa, biasanya disebut juga dengan Istana.
Tempat ini juga kerap kali digunakan untuk menjalankan kegiatan-kegiatan kerjaan. Untuk bentuk keraton sendiri pada umumnya ditandai dengan tembok besar dan tinggi yang mengelilingnya.
Ada cukup banyak keraton peninggalan kerajaan Islam di Indonesia yang masih gagah berdiri sampai saat ini. Keraton atau Istana juga kerap dijadikan sebagai tempat wisata sejarah, karena tempat tersebut sarat dengan makna sejarah.
Beberapa keraton peninggalan kerajaan Islam di Indonesia yang masih berdiri diantara sebagai berikut:
- Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat di Daerah Istimewa Yogyakarta
- Pura Pakualaman di Daerah Istimewa Yogyakarta
- Keraton Surakarta Hadiningrat di Jawa Tengah
- Pura Mangkunegaran di Jawa Tengah
- Keraton Banten di Banten
- Keraton Kasepuhan di Jawa Barat
- Keraton Kanoman di Jawa Barat
- Keraton Kacirebonan di Jawa Barat
- Keraton Maimun di Sumatra Barat
- Istana Bima di Nusa Tenggara Barat
Makam Peninggalan Kerajaan Islam
Peninggalan sejarah Islam di Indonesia selanjutnya ialah Makam beserta Batu Nisannya. Makam bisa menjadi bukti bahwa dahulunya terdapat suatu peradaban tertentu. Dalam hal ini ialah peradaban kerajaan Islam di Indonesia.
Untuk mengetahui Makam seorang muslim tentu mudah, karena berbeda dengan makam dari orang beragama lain. Bisa dilihat dari bentuk kuburan atau makam dan corak tulisan di batu nisan misalnya yang terdapat tulisan arab.
Makam Kerajaan Islam
Makam dan baru nisan bertuliskan arab menjadi bukti bahwa dahulu di Indonesia terdapat kerajaan islam. Beberapa makam kuno Islam yang masih ada sebagai berikut:
- Makam Sunan Gunung Jati di Cirebon (Jawa Barat)
- Makam Sunan Tembayat di Klaten (Jawa Tengah);
- Makam Troloyo di Mojokerto (Jawa Timur)
- Makam raja-raja Mataram di Imogiri, Yogyakarta
- Kompleks makam Sultan Hasanuddin di Gowa (Sulawesi Selatan)
- Makam Sunan Bonang di Tuban (Jawa Timur)
- Makam Sunan Gunung Jati di Cirebon (Jawa Barat)
Batu Nisan Kerajaan Islam
Ciri utama dari makam peninggalan kerajaan silam adalah dengan Nisan yang bertuliskan arab dengan gaya kaligrafi khasnya. Beberapa batu nisan peninggalan kerajaan Islam di Indonesia yang masih dapat ditemui sebagai berikut:
- Batu nisan di makam Fatimah binti Maimun di Leran, Gresik, Jawa Timur. Di batu nisan ini tertulis angka tahun 1082 M atau 475 H.
- Batu nisan di makam Sultan Malik al Saleh dari Samudra Pasai. Pada batu nisan ini tertulis angka tahun 1297 M atau 696 H.
- Batu nisan makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik, Jawa Timur. Batu nisan ini tertulis angka tahun 1419 M atau 822 H.
- Batu nisan pada makam di Munje Tujoh, Aceh Utara yang berangka tahun 1380 dan 1389 Masehi.
Pesantren Peninggalan Kerajaan Islam
Perkembangan agama Islam di Indonesia memiliki pengaruh yang cukup besar kepada kebudayaan di Nusantara. Salah satunya pada bidang pendidikan, pengaruh agama islam cukup besar. Bentuk pengaruhnya berupa berdirinya sekolahan yang berbasiskan agama Islam yang disebut dengan Pesantren.
Pesantren menjadi lembaga pendidikan yang dapat merangkul semua golongan masyarakat untuk belajar, terutama belajar agama. Selain itu, pesantren juga dijadikan sebagai tempat menyebarkan agama islam, serta pengkaderan para pendakwah agama.
Beberapa pesantren peninggalan sejarah Islam di Indonesai sepeti pesantren Ampel Denta di Surabaya serta Pesantren Prabu Giri Satmaka di Gresik. Untuk pesantren Ampel Denta sendiri didirikan oleh Sunan Ampel.
Karya Seni dan Sastra Peninggalan Kerajaan Islam
Kerajaan Islam di Indonesia juga meninggalkan berbagai macam karya seni dan sastra. Para pendakwah Islam juga ada yang mengusai dibidang karya sastra, contohnya Sunan Bonang yang ahli dalam menggubah karya-karya sastra.
Karya seni peninggalan kerajaan Islam dapat dilihat dari arsitektur dari bangunan-bangunan keraton dan masjid. Biasanya bentuknya berupa campuran dari seni Hindu-Budha dan Timur Tengah.
Untuk karya sastra, kerajaan Islam juga memiliki peninggalan yang cukup banyak. Beberapa diantaranya sebagai berikut:
- Hikayat Panji Inu Kertapati
- Hikayat Amir Hamzah
- Hikayat Bayan Budiman
- Hikayat Si Miskin
- Hikayat Bahtiar
- Hikayat Hang Tuah
- Syair Abdul Muluk
- Gurindam Dua Belas
Tradisi Keagamaan
Tradisi keagamaan atau perayaan keagamaan peninggalan kerajaan Islam dapat ditemukan diberbagai daerah di Nusantara. Sebuah tradisi keagamaan biasanya dilakukan secara turun temurun dilestarikan. Bahkan tradisi menjadi kewajiban kedua setelah kewajiban di dalam agama.
Beberapa tradisi perayaan keagamaan yang masih bisa ditemukan sampai saat ini sebagai berikut:
- Garebek Besar
- Garebek Syawal
- Garebek Maulud atau Sekaten yang diadakan di Keraton Surakarta, Yogyakarta, dan Cirebon.
- Perayaan Tabuik yang dilaksanakan di Sumatera Barat.
Video Peninggalan Kerajaan Islam
Sekian ulasan mengenai beberapa kerajaan Islam di Indonesia seperti di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Serta pembahasan terkait Peninggalan kerajaan Islam di Indonesia. Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca dan membagikan artikel ini.